Kenyataannya, mayoritas negara peserta PISA — sekitar 80% — juga mengalami penurunan skor, terutama akibat pandemi COVID-19. Tapi penurunan skor Indonesia lebih kecil dibanding rata-rata dunia, dan itu patut diapresiasi. Tapi mari kita lihat lebih dalam: kalau Indonesia bukan bodoh, lalu apa?
🧠1. Bukan Bodoh, Tapi Terjebak Middle Income Trap
Indonesia bukan bangsa yang bodoh. Tapi kita berisiko besar terjebak dalam “middle income trap”, yaitu kondisi ketika negara stagnan di level pendapatan menengah dan gagal naik kelas menjadi negara maju. Apa saja ciri-cirinya?
-
Ketimpangan ekonomi melebar antara daerah kota yang besar dan yang kecil.
-
Investasi asing lambat masuk ke dalam negeri, termasuk ke proyek besar seperti Ibu Kota Nusantara (IKN).
-
Industri lemah dan minim teknologi: kita masih banyak ekspor bahan mentah (seperti sawit dan batu bara), bukan produk jadi yang bernilai tambah.
-
SDM kurang terampil: gaji tenaga kerja naik, tetapi keterampilan (skill) stagnan.
-
Produktivitas rendah, tetapi biaya hidup dan upah naik.
Artinya? Kalau tidak ada inovasi, industrialisasi, dan perbaikan pendidikan, kita jalan di tempat.
💸 2. Ekonomi Indonesia: Jalan di Tempat?
Meski Indonesia sudah masuk kategori negara berpendapatan menengah (PDB per kapita sekitar US$ 4000), itu belum cukup. Kita masih bergantung pada jumlah penduduk (populasi) yang besar, bukan pada produktivitas yang tinggi.
Tanpa peningkatan teknologi, pendidikan, dan efisiensi industri, kita hanya akan melihat:
-
Gaji naik, sehingga protes buruh makin sering.
-
Biaya hidup naik, sehingga pengeluaran rumah tangga makin berat.
-
Skill tenaga kerja stagnan, sehingga perusahaan asing malas masuk ke Indonesia.
Akhirnya? Anak muda ingin lari dari Indonesia. Kuliah di luar, kerja di luar, dan enggan kembali.
✊ 3. Jadi, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Menunggu pemerintah? Bisa. Tapi bisa juga tidak kelar-kelar. Solusinya adalah bergerak sebagai individu. Beberapa cara yang bisa kita lakukan antara lain:
🧠Investasi Otak
Tingkatkan pendidikan dan keterampilan. Jangan tunggu disuapi. Kalau ada kesempatan ikut pelatihan, ambil. Bukan hanya peroleh ijazah, tapi juga asah keterampilan (skill) nyata.
💰 Investasi Ekonomi Dalam Negeri
Beli obligasi pemerintah, saham dalam negeri, atau bantu usaha teman. Ini bukan cuma cuan, tapi menumbuhkan ekonomi dalam negeri.
🛒 Beli dan Dorong Produk Dalam Negeri
Dengan belanja lokal, uang berputar di Indonesia, membuka lapangan kerja baru, dan mendorong produksi dalam negeri.
🚀 Wirausaha dan Inovasi
Sekarang eranya side hustle. Teknologi bikin semua orang bisa mulai usaha (bisnis) kecil, bahkan sambil kerja kantoran. Sektor yang masih luas peluangnya antara lain:
-
Kesehatan mental
-
Finansial dan asuransi
-
Pendidikan dan teknologi
-
Agroindustri dan produk olahan
🧠Kesimpulan: Indonesia Bisa, Tapi Harus Mau
Indonesia bukanlah bangsa yang bodoh. Tapi kita juga belum cukup pintar (pandai) dalam mengelola peluang. Tantangannya bukan cuma soal nilai PISA, tapi soal kesadaran kolektif untuk bangkit.
Negara ini punya potensi luar biasa. Tapi tanpa investasi di otak, ekonomi lokal, produk lokal, dan inovasi, kita akan tetap jalan di tempat, atau bahkan mundur.
Jadi, kalau kamu ingin Indonesia maju, jangan cuma tunggu perubahan dari atas. Jadilah bagian dari gerakan bawah yang mendorong perubahan ke atas.
Komentar
Posting Komentar